Tradisi Mudik, Kearifan & Keunikan Khas Indonesia
SALAH satu tradisi unik Idul Fitri yang berlaku di Indonesia dan masih terus dilestarikan adalah mudik. Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, khususnya yang beragama Islam, menjelang Lebaran adalah momentum untuk mudik.
Fenomena mudik yang terjadi di Indonesia merupakan hal unik dan tidak ditemukan di negara lain, terutama jumlah masif pemudiknya dalam waktu yang hampir bersamaan sekira satu pekan minggu sebelum Hari Raya Idul Fitri dan arus balik dalam sepekan setelahnya.
Saat mudik, berbondong-bondong perantau yang bekerja di Ibu Kota pulang ke kampung halaman. Berikutnya, Ibu Kota akan terlihat lengang, tidak seperti biasanya yang padat dan ramai.
Istilah “mudik” berasal dari kata “udik” yang artinya desa; dusun; kampung, dan pengertian lain yang maknanya adalah lawan dari kota. Mudik berarti pulang ke udik atau pulang ke kampung halaman bersamaan dengan datangnya Idul Fitri atau Lebaran, seperti dilansir dari Indonesia.Travel.
Tradisi mudik merupakan kebiasaan yang masih belum tergantikan meski dengan adanya teknologi telekomunikasi, seperti telefon seluler untuk mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri. Mudik merupakan kesempatan untuk bertemu sanak keluarga sekaligus merayakan Idul Fitri bersama-sama.
Ada beberapa alasan masyarakat Indonesia sulit meninggalkan tradisi mudik. Pertama, mudik merupakan jalan mencari berkah dengan bersilaturahmi kepada orangtua, kerabat, dan tetangga. Kedua, sebagai pengingat asal-usul daerah bagi mereka yang merantau.
Ketiga, tradisi mudik bagi perantau di Ibu Kota adalah saat untuk menunjukkan eksistensi keberhasilannya merantau. Selain itu, ajang berbagi kepada sanak saudara yang telah lama ditinggal untuk ikut merasakan keberhasilannya dalam merantau. Keempat, mudik adalah terapi psikologis memanfaatkan libur Lebaran untuk berwisata setelah setahun sibuk dalam rutinitas pekerjaan sehingga saat masuk kerja kembali memiliki semangat baru.
Awalnya, mudik merupakan tradisi primordial masyarakat petani Jawa bahkan sejak sebelum masa Kerajaan Majapahit. Tradisi petani ini saat pulang ke desanya adalah membersihkan pekuburan makam leluhurnya.
Tradisi tersebut bertujuan agar perantau diberi keselamatan dalam mencari rezeki dan keluarga yang ditinggalkan aman dan tenteram. Tradisi pulang ke kampung halaman setahun sekali ini terus bertahan apalagi dengan adanya Idul Fitri atau Lebaran. Itulah sebabnya, kebanyakan masyarakat Jawa yang mudik selalu menyempatkan diri berziarah dan membersihkan kuburan keluarga serta leluhurnya. (ftr)
Sumber
No comments:
Post a Comment
semoga bermanfaat dan jangan lupa memberikan kritik saran dan pendapat anda :D