hidup dan kenyataan gak selalu sama dengan harapan kita

di suatu kehidupan kita membutukan pengorbanan...apa yang kita inginkan harus ditukar dengan suatu pengorbanan...
pikirkan dengan terbaik...karna jika kau salah dengan pilihanmu terahir penyesalan akan selalu datang menghantui mu...

Mendengarkan Al Quran online

Listen to Quran

Thursday, June 27, 2013

RUMAH WARGA SOLO DI RUSAK PREMAN POLISI MENDIAMKAN


Mendiamkan Preman Berbuat Anarkis & Brutal, Warga Solo Kecam Polisi

SOLO (voa-islam.com) – Meski dilayani dengan baik dan santun saat melakukan pengaduan ke Mapolresta Solo pada Sabtu (22/6/2013) sore, namun hal tersebut tidak lantas menenggelamkan kekecewaan warga kampung Kentingan Baru, Jebres, Solo, Jawa Tengah kepada aparat kepolisian.
Pasalnya, saat ratusan preman merusak, menghancurkan dan merobohkan rumah para warga Kentingan Baru, di lokasi kejadian atau TKP terdapat aparat kepolisian dari Polsek Jebres. Namun saat itu, aparat kepolisian hanya diam saja tanpa melakukan pencegahan terhadap aksi anarkis dan brutal para preman.
“Saat itu ada polisi mas, neng polisine mung meneng tok ra ngopo-ngopo (tapi polisinya hanya diam saja tidak melakukan apa-apa -red),” kata Pak Parjo (nama samaran), salah seorang warga Kentingan Baru kepada voa-islam.com pada Minggu, (23/6/2013) di TKP.

...Saat itu ada polisi mas, neng polisine mung meneng tok ra ngopo-ngopo (tapi polisinya hanya diam saja tidak melakukan apa-apa -red)...
Sementara itu, warga lain bernama Wahono, menuturkan jika para preman yang merusak dan merobohkan rumah warga adalah para preman bayaran.  Preman bayaran itu diketahui oleh warga digerakkan oleh seseorang bernama Wiwik Tri Setyoningsih, yang merupakan eks warga kampung Kentingan Baru.

“Jelas itu mereka preman bayaran mas, dan yang menggerakkan mereka (para preman -red) itu Wiwik. Warga sini sudah kenal dan hafal semua dengan Wiwik ini. Karena dia dulu kan tinggal di sini,” jelas Wahono kepada voa-islam.com pada Minggu, (23/6/2013) di TKP.
Wahono menjelaskan jika bentuk tubuh para preman itu rata-rata berambuk cepak dan berbadan tegap. Mereka datang ke kampung Kentingan Baru dengan membawa linggis, palu besar, martil dan senjata tajam berbagai jenis. 

...Jelas itu mereka preman bayaran mas, dan yang menggerakkan mereka (para preman -red) itu Wiwik. Warga sini sudah kenal dan hafal semua dengan Wiwik ini. Karena dia dulu kan tinggal di sini... 

Dirinya tidak terima dengan tindakan anarkis dan brutal para preman tersebut. Menurutnya, jika memang ada permasalahan seharusnya diselesaikan melalui jalur hukum yang ada. Dirinya memang menyadari tinggal disebuah bangunan yang sampai saat ini masih bersengketa. Namun ia mengatakan jika dalam sidang sengketa lahan di Kentingan Baru, warga selalu menang. 

“Mereka posturnya besar-besar dan beberapa ada yang menggunakan pentungan. Saya tidak terima. Saya memang warga baru dikampung tersebut, kalaupun dalam sengketa kami kalah, kami tidak masalah jika disuruh pindah. Yang jelas caranya tidak seperti ini,” ujarnya.
 
“Dan jika ada masalah, yaa harus diselesaikan lewat jalur hukum. Kalau memang kami kalah itukan yang menggusur kami bukan para preman itu, tapi aparat kepolisian atau satpol PP, tapi kenapa preman yang merobohkan rumah warga? Dan perlu diketahui mas, selama ini yang saya ketahui warga selalu menang saat sidang” imbuhnya.  

...Kita disini jelas kecewa dengan sikap aparat yang terkesan membiarkan (aksi premanisme yang merusak dan merobohkan rumah warga -red). Dan ndak betul jika ada media yang bilang polisi kalah jumlah (dengan preman -red), lha wong polisi saat itu juga banyak kok...

Ironisnya, Wahono menjelaskan, para preman tersebut justru datang bersama aparat Polsek Jebres. Namun, tindakan anarkis para preman tersebut terkesan tidak digubris sama sekali oleh pihak aparat. Bahkan disaat para preman memukuli dan menyeret dirinya serta para warga penyandang cacat lainnya di kampung Kentingan Baru, polisi hanya diam saja.

Sikap dan tindakan membisu dari aparat tersebut langsung mendapat kecaman dari para warga, baik laki-laki, orang yang sudah tua ataupun para wanita. Mereka menilai hal tersebut sebagai sebuah persekongkolan atau kekalahan aparat kepolisian terhadap premanisme.

“Kita disini jelas kecewa dengan sikap aparat yang terkesan membiarkan (aksi premanisme yang merusak dan merobohkan rumah warga -red). Dan ndak betul jika ada media yang bilang polisi kalah jumlah (dengan preman -red), lha wong polisi saat itu juga banyak kok,” tandas Wahono yang juga menjadi korban penganiayaan para preman. [Khalid Khalifah]

sumber 

No comments:

Post a Comment

semoga bermanfaat dan jangan lupa memberikan kritik saran dan pendapat anda :D