MERDEKA.COM.
Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menceritakan
hasil pertemuan dirinya dengan 150 alim ulama se-Jakarta Rabu (29/10)
kemarin. Menurutnya, Islam tidak mengajarkan umatnya memusuhi orang yang
belum mendapat hidayah.
Ahok tidak hanya menilai kedatangan para
ulama ke acara sebagai bentuk dukungan dirinya yang sebentar lagi
menjadi gubernur DKI Jakarta, menggantikan Joko Widodo.
"Bukan
sinyal, yang kemarin itu membuktikan buat saya bahwa itulah Islam yang
saya kenal dari SD sampai SMP. Itu kan Islam yang saya kenal, persis
yang seperti dikatakan Imam besar Masjid Istiqlal, Ali Ya'qub, enggak
ada Islam yang memusuhi orang yang belum mendapat hidayah. Jadi saya
senang sama argumentasinya," kata Ahok kepada wartawan di Balai Kota
Jakarta, Kamis (30/10).
Entah maksud Ahok menyindir FPI atau
bukan, dia juga tidak menjelaskan. Ahok kemudian mencontohkan ajaran
Islam, dengan cerita Nabi Muhammad SAW yang menangis ketika menyaksikan
pamannya, Abu Thalib meninggal dunia tapi masih dalam keadaan belum
memeluk Islam.
"Kalau memang seperti itu perintahnya ditafsirkan,
mesti membunuh orang tidak seiman dan paksa dia mengucapkan dua kalimat
syahadat, berati Nabi Muhammad sudah membunuh mertuanya dong. Membunuh
sahabatnya dong yang berperang." katanya.
"Berarti ngapain Nabi
Muhammad nangis-nangis waktu Abu Thalib, pamannya tidak dapat hidayah.
Kalau dia mau keluarin pedang dong, bukan minta Tuhan kasih dia hidayah,
kan enggak begitu tafsirannya," jelas Ahok.
Pemerintah Provinsi
(Pemprov) DKI Jakarta mengadakan silaturahmi bersama alim ulama se-DKI
Jakarta untuk memperingati Tahun Baru Hijriah, Rabu (29/10). Namun di
antara tamu undangan yang hadir, tidak terlihat Front Pembela Islam
(FPI) dan Imam Besar FPI Rizieq Shibab dalam acara tersebut.
Ahok
enggan menerangkan apakah mereka diundang atau tidak. Namun, asisten
Sekda Bidang Kesejahteraan Masyarakat DKI Jakarta Bambang Sugiyono
mengatakan, FPI dan Rizieq tidak masuk dalam daftar undangan Majelis
Ulama Indonesia (MUI).
pelajaran kecil :
RIAK
Pengertian
Menurut imam al-Ghazali: riak adalah mencari kedudukan pada hati
manusia dengan memperlihatkan kepada mereka hal-hal kebajikan.
Menurut Habib Abdullah Haddad: riak adalah menuntut kedudukan atau
minta dihormati dari kalangan orang ramai dengan amalan yang ditujukan untuk
akhirat.
Menurut pendapat ulama: riak bermaksud mempamerkan atau
menunjukkan amalannya yang baik dengan tujuan supaya dipuji sama ada dengan
pangkat, wang atau harta, isteri, suami dan sebagainya.
Kedudukan Riak Dalam Islam
1. Hidupnya penuh kebohongan dan kepalsuan.
2. Tergolongan perbuatan orang munafik.
3. Tergolong syirik kecil.
Ancaman Terhadap Riak Menurut Al-Qur’an
1. Mendapat kutukan Allah s.w.t. Firman
Allah s.w.t:
Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (iaitu) orang-orang
yang lalai dari solatnya, Orang-orang yang berbuat riak. (Surah al-Ma’un: 4-6)
2. Membatalkan pahala amalan kebajikan.
Firman Allah s.w.t:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala)
sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima),
seperti orang yang menafkahkan hartanya kerana riak kepada manusia dan dia
tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu
seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, Kemudian batu itu ditimpa hujan
lebat, lalu menjadilah dia bersih (Tidak bertanah). mereka tidak menguasai
sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang kafir. (Surah al-Baqarah: 264)
Ancaman Terhadap
Riak Menurut Hadis
1. Boleh membatalakan syahadah atau iman
seseorang kerana syirik. Rasulullah s.a.w bersabda:
“Sesungguhnya serendah-rendah riak adalah
merupakan syirik. (Riwayat Tabrani dan Hakim)
2. Terhapusnya amalan kebajikan. Rasulullah
s.a.w bersabda:
“Awaslah kamu jangan mencampuradukkan antara
taat pada Allah dengan keinginan dipuji orang (riak), nescaya gugur amalanmu". (Riwayat ad-Dailami)
3.
Tidak mendapat rahmat Allah di dunia dan
akhirat. Rasulullah s.a.w bersabda:
“Aku (Allah) sama sekali tidak memerlukan sekutu dari segala
sekutu. Barangsiapa yang berbuat sesuatu amalan yang menyekutukan Aku dengan
selain Aku, maka dia Aku tinggal bersama sekutunya” (Riwayat Muslim)
note : janganlah kita baru mendapat sedikit ilmu sudah berani menyalahkan orang lain, dengan ajaran kita yang masih sedikit. belum tentu orang yang terlihat menurutmu buruk lebih buruk dari kita. disaat personal orang atau organisasi merasa paling AHLUSSUNNAH WALJAMAAH
islam itu indah bukan menumpahkan darah, islam itu bersabar bukan membakar
kutipan arti Surah al-Baqarah: 264 :
sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima)
seperti orang yang menafkahkan hartanya kerana riak kepada manusia dan dia
tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu
seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, Kemudian batu itu ditimpa hujan
lebat, lalu menjadilah dia bersih (Tidak bertanah). mereka tidak menguasai
sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang kafir.
memberi itu baik tapi kalau dengan menyakiti hal yang buruk itu tidak akan di terima allah swt
Amar ma'ruf nahi munkar
berbuat yang baik menjauhi hal yang buruk
itu sebaik baiknya islam bukan dengan kekerasan melukai orang mencela orang lain dan menyebut orang lain kafir...
kita di ciptakan allah swt itu untuk beribadah kepada NYA segala amal perbuatan dan dosa hanya allah swt yang menentukan. jangan menjadi tuhan dengan menghakimi orang lain. karena kita hanya hamba allah swt yang masih perlu banyak belajar bukan banyak menggurui .