hidup dan kenyataan gak selalu sama dengan harapan kita

di suatu kehidupan kita membutukan pengorbanan...apa yang kita inginkan harus ditukar dengan suatu pengorbanan...
pikirkan dengan terbaik...karna jika kau salah dengan pilihanmu terahir penyesalan akan selalu datang menghantui mu...

Mendengarkan Al Quran online

Listen to Quran

Tuesday, October 23, 2012

Cinta Dunia dan Takut Mati, Suatu Penyakit hati


"Hampir tiba suatu zaman di mana bangsa-bangsa dari seluruh dunia akan datang mengerumuni kamu bagaikan orang-orang kelaparan mengerumuni hidangan mereka." Maka salah seorang sahabat bertanya," Apakah karena jumlah kami yang sedikit pada hari itu?" Nabi saw, menjawab,"Bahkan, pada hari itu jumlah kamu banyak sekali, tetapi kamu umpama buih di lautan, dan Allah akan mencabut 'rasa gentar' terhadap kamu dari hati musuh-musuh kamu, dan Allah akan melemparkan ke dalam hati kamu penyakit al-wahnu."Seorang sahabat bertanya, 'Apakah itu al-wahnu itu, ya Rasulullah?' Rasulullah saw, menjawab, "Cinta dunia dan takut mati." (Hr Abu Dawud dan Ahmad)

Dalam usaha untuk memahami maksud dari hadis nabi Muhammad saw diatas, seseorang akan dengan cepat menyadari pernyataan nabi dalam hadis yang lain:

"Aku telah di berikan kemampuan berkata singkat, namun mempunyai arti yang komprehensif"[Bukhari dan Muslim].

Rasul saw, di anugerahi kemampuan yang sangat besar dalam menyampaikan perkataan dengan jelas sehingga keseluruhan isinya dapat di catat. Dalam hadis tersebut, nabi saw, menggambarkan situasi kaum Muslimin dengan ketepatan yang sangat, pula memberikan solusi didalamnya.

“Hampir tiba suatu zaman di mana bangsa-bangsa dari seluruh dunia akan datang mengerumuni kamu bagaikan orang-orang kelaparan mengerumuni hidangan mereka.”Yang menakjubkan dari hadis ini adalah, penggambaran yang gamblang dan jelas Rasul saw, kepada pendengarnya mengenai keadaan kaum Muslim kelak. Sekarang ini, kaum Muslimin tak ubahnya bagai hidangan lezat yang dikelilingi sekawanan orang-orang lapar. Namun, orang-orang tersebut harus berbagi, karenanya, hidangan tersebut harus dibagi di antara mereka menurut status sosial masing-masing 'tamu'.

Sesaat setelah kejatuhan Khilafah, dunia Muslim terbagi menjadi sejumlah negara-negara, yang masing-masing lebih mementingkan kekayaan dan ambisi duniawinya.

Korupsi meraja lela di negara-negara tersebut, dan benih-benih kezaliman, penguasa yang lalim tertanam teramat dalam. Kini, Umat terkotak-kotak dan setiap penguasa hanya sibuk mengurusi kepentingannya sendiri, dan musuh-musuh Islam bebas menginvasi setiap tanah Muslim seperti pemangsa yang menyerang mangsanya.

"Salah seorang sahabat bertanya," Apakah karena jumlah kami yang sedikit pada hari itu?" Nabi saw, menjawab,"Bahkan, pada hari itu jumlah kamu banyak sekali ...”

Ini sebagai bukti bahwa di dalam Islam, jumlah bukanlah faktor yang paling penting. Kaum Muslim mencetak kemenangan pada perang Badar, padahal jumlah pasukan Musrykin Quraysh lebih besar dari pasukan Muslim, tiga melawan satu. Juga pada perang Yarmuk, pasukan Rumawi jauh lebih besar di banding kaum Muslim, tujuh lawan satu. Namun sebaliknya, situasi saat ini berbalik. Populasi kaum Muslimin lebih dari satu trilyun dan terus bertambah. Namun, angka yang fantastis ini tidak berpengaruh besar. Karena kebanyakan dari kaum Muslimin hanyalah sebagai budak hawa nafsu, seibarat sekawanan ternak yang tidak berakal yang hanya di manfaatkan oleh tuannya.

“...tetapi kamu umpama buih di lautan." Ini adalah gambaran yang lain! Deskripsi membawa artian yang dalam dan dapat dijabarkan jika seseorang mencoba mengkaji makna dari "buih dilautan".

Pertama, buih dilautan, menjelaskan perasaan kebanggaan dan kepercayaan diri. Kedua, buih hampir-hampir tak punya berat dan tak kokoh, bahkan jika terkena hembusan paling ringan dari angin akan menghancurkannya. Ini Menunjukkan, kebanggaan dan perasaan percaya diri tanpa dasar dan pada faktanya, tidak pernah ada. Karena hanya menghasilkan kepercayaan diri buta. Ketiga, buih dilaut tidak dapat menentukan atau mengendalikan dirinya, namun buih tersebut mengikuti aliran air. Dengan bahagia mengikuti aliran air diatas posisi khayalannya.

“...dan Allah akan mencabut 'rasa gentar' terhadap kamu dari hati musuh-musuh kamu.” Ada suatu masa, dimana kekuatan kaum Muslim ditakuti oleh semua musuhnya, disaat orang-orang dari seluruh dunia melakukan perjalanan untuk memperoleh pendidikan di negara-negara Muslim, disaat bahasa Arab menjadi bahasa kesuksesan. Masa tersebut telah lenyap sekarang ini. Kaum Muslim dan Islam secara umum tidak dipandang. Kenapa?

Nabi saw, mengatakan disebabkan oleh "al-Wahnu". Secara tegas, nabi saw, menjelaskan arti kata ini;"Seorang sahabat bertanya, 'Apakah itu al-wahnu itu, ya Rasulullah?' Rasulullah saw, menjawab, "Cinta dunia dan takut mati."

Nah, masalah dan solusinya telah teridentifikasi. Setelah bombardir secara bertubi-tubi dari kaum kapitalis dan ideologi sosialis, dunia Muslim menjadi sangat materialistik, secara frustasi mengejar kesenangan duniawi, dengan sedikit sekali ingatan akan mati. Nabi Muhammad saw, mengatakan:

“Teruslah mengingat mati, karena hal tersebut akan mengesampingkan kesenangan dunia.” [Tirmidi]

Allah berfirman:

“Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun. Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.”[An-Nisaa, 4:77-78]

Imam Ahmad mencatat riwayat dari Abu Dharda as,:

"Anda saja kamu mengetahui, apa yang engkau akan liat saat kematianmu, tentulah engkau tidak akan memakai segigitpun hidangan idamanmu, dan pula engkau tidak akan meminum lagi minuman lezat untuk memuaskan rasa dahaga mu yang tak terpuaskan"

Andai saja kaum Muslim menyadari bahwa kematian bukanlah akhir, namun sebuah permulaan, disitu tempat keadilan yang penuh rahmat dengan konsekuensi siksaan yang berat atau pahala yang indah. Tentulah keadaan kita yang menyedihkan ini akan berubah:

Dan ingatlah firman Allah:

“Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”[Ar-Ra’d, 13:11].

Maka obat daripada penyakit wahn ini tidak lain adalah kezuhudan kita kepada dunia. yang mana beliau saw telah mengajarkan kita ummatnya untuk berlaku zuhud dan seantiasa memotifasi agar lebih mengutamakan kehidupan ukhrawi. rasulullah saw bersabda :" zuhudlah di dunia maka ALLAH akan mencintai kalian, dan zuhudlah atas apa-apa yang ada di sebagian manusia, maka kamu akan dicintai oleh mereka " ( HR.ibnu majah dalam kitan zuhud ). jadi intinya adalah gejala penyakit hati yang diindikasikan oleh baginda rasulullah saw.

Rasulullah yang mulia adalah contoh seorang pemimpin yang sangat dicintai umatnya; seorang suami yang menjadi kebanggaan keluarganya; pengusaha yang dititipi dunia tapi tak diperbudak oleh dunia karena beliau adalah orang yang sangat terpelihara hatinya dari silaunya dunia. Tidak ada cinta terhadap dunia kecuali cinta terhadap Allah. Kalaupun ada cinta pada dunia, hakikatnya itu adalah cinta karena Allah. Inilah salah satu rahasia sukses Rasulullah.

Apa yang dimaksud dengan dunia? Firman-Nya, "Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan... Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (Q.S. Al-Hadiid [57]:20)

Dunia adalah segala sesuatu yang membuat kita lalai kepada Allah. Misalnya, salat, saum atau sedekah, tetap dikatakan urusan dunia jika niatnya ingin dipuji makhluk hingga hati lalai terhadap Allah.

Sebaliknya, orang yang sibuk siang malam mencari uang untuk didistribusikan kepada yang memerlukan atau untuk kemaslahatan umat -- bukan untuk kepentingan pribadi -- bukan untuk kepentingan pribadi terhadap Allah, walau aktivitasnya seolah duniawi. Artinya, segala sesuatu yang membuat kita taat kepada Allah, maka hal itu bukanlah urusan dunia.

Bagaimana ciri orang yang cinta dunia? Jika seseorang mencintai sesuatu, maka dia akan diperbudak oleh apa yang dicintainya. Jika orang sudah cinta dunia, maka akan datang berbagai penyakit hati. Ada yang menjadi sombong, dengki, serakah atau capek memikirkan yang tak ada. Makin cinta pada dunia, makin serakah. Bahkan, bisa berbuat keji untuk mendapatkan dunia yang diinginkannya. Pikirannya selalu dunia, pontang-panting siang malam mengejar dunia untuk kepentingan dirinya.

Ciri lainnya adalah takut kehilangan. Seperti orang yang bersandar ke kursi, maka akan takut sandarannya diambil. Orang yang bersandar ke pangkat atau kedudukan, maka ia akan takut pangkat atau kedudukannya diambil. Oleh sebab itu, pencinta dunia itu tidak pernah merasa bahagia.

Rasulullah yang mulia, walau dunia lekat dan mudah baginya, tetapi semua itu tidak pernah sampai mencuri hatinya. Misalnya, saat pakaian dan kuda terbaiknya ada yang meminta, beliau memberikannya dengan ringan. Beliau juga pernah menyedekahkan kambing satu lembah. Inilah yang membuat beliau tak pernah terpikir untuk berbuat aniaya.

Semua yang ada di langit dan di bumi titipan Allah semata. Kita tidak mempunyai apa-apa. Hidup di dunia hanya mampir sebentar saja. Terlahir sebagai bayi, membesar sebentar, semakin tua, dan akhirnya mati. Kemudian terlahir manusia berikutnya, begitu seterusnya.

Bagi orang-orang yang telah sampai pada keyakinan bahwa semuanya titipan Allah dan total milik-Nya, ia tidak akan pernah sombong, minder, iri ataupun dengki. Sebaliknya, ia akan selalu siap titipannya diambil oleh Pemiliknya, karena segala sesuatu dalam kehidupan dunia ini tidak ada artinya. Harta, gelar, pangkat, jabatan, dan popularitas tidak akan ada artinya jika tidak digunakan di jalan Allah. Hal yang berarti dalam hidup ini hanyalah amal-amal kita. Oleh sebab itu, jangan pernah keberadaan atau tiadanya "dunia" ini meracuni hati kita. Jika memiliki harta dunia, jangan sampai sombong, dan jika tidak adanya pun, tidak perlu minder.

Kita harus meyakini bahwa siapa pun yang tidak pernah berusaha melepaskan dirinya dari kecintaan terhadap dunia, maka akan sengsara hidupnya. Mengapa? Sumber segala fitnah dan kesalahan adalah ketika seseorang begitu mencintai dunia. Semoga Allah mengaruniakan pada kita nikmatnya hidup yang tak terbelenggu oleh dunia. Wallahu a'lam.

No comments:

Post a Comment

semoga bermanfaat dan jangan lupa memberikan kritik saran dan pendapat anda :D