hidup dan kenyataan gak selalu sama dengan harapan kita

di suatu kehidupan kita membutukan pengorbanan...apa yang kita inginkan harus ditukar dengan suatu pengorbanan...
pikirkan dengan terbaik...karna jika kau salah dengan pilihanmu terahir penyesalan akan selalu datang menghantui mu...

Mendengarkan Al Quran online

Listen to Quran

Monday, August 25, 2014

Penumpang KRL yang tidak memberi duduk tunanetra

Penumpang KRL yang tak beri duduk tunanetra sakit mental
Merdeka.com – 10 jam yang lalu

 










MERDEKA.COM. Dua pemuda penumpang KRL Commuter Line terlihat sedang asyik tidur di kursi khusus penyandang disabilitas. Bahkan ironisnya, dua pemuda sehat itu tega 'mengusir' dua tunanetra yang ingin duduk di kursi khusus tersebut.

Fenomena tanpa empati ini memang sering terjadi dan menimpa para penyandang disabilitas di tempat-tempat umum. Hal ini terjadi dinilai karena mental masyarakat yang sedang sakit.

Sosiolog dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Musni Umar mengaku tidak heran jika masih saja banyak masyarakat yang tega melakukan hal itu. Menurut dia, hal ini terjadi karena pendidikan tentang rasa empati dan sopan santun yang tidak diajarkan sejak dini oleh para orangtua.

Musni melihat orang yang tidak berempati kepada penyandang disabilitas sebagai orang yang tidak berpendidikan. Sebab, harusnya para penyandang cacat sudah semestinya diutamakan.

"Ini ada kaitannya dengan mentalitas masyarakat kita yang harus memang diubah, kalau tidak dilakukan revolusi mental merubah prilaku, cara berpikir, agar hal-hal seperti itu tidak diulangi atau dilakukan oleh masyarakat kita pada umumnya," kata Musni saat berbincang dengan merdeka.com, Minggu (24/8).

Musni mengatakan, petugas KRL juga sudah semestinya bertindak tegas bagi para penumpang yang duduk tidak pada tempatnya. Dia meminta agar petugas ini melayani para penyandang cacat dengan baik, termasuk mengusir orang normal yang menggunakan fasilitas disabilitas di KRL itu.

Selain itu, Musni meminta agar pemerintah juga mengintervensi masyarakat untuk bersikap empati terhadap penyandang disabilitas. Pendidikan sejak dini tentang rasa empati dirasa sangat perlu agar mental masyakat Indonesia tidak seperti dua pemuda yang 'mengusir' tunanetra di KRL itu.

Dia menyebut, orang-orang yang tidak punya empati itu bermental sakit. Karena itu, dia mendesak pemerintah juga pro aktif melihat fenomena ini agar tidak lagi selalu menimpa masyarakat yang punya keterbatasan seperti tunanetra ini.

"Jika ada ibu-ibu hamil, atau siapa saja termasuk orang cacat yang ingin duduk, segera itu berdiri, bahkan harusnya mencarikan tempat duduk. Kondisi masyarakat kita memang enggak normal, lagi sakit, karena itu pemerintah harus turun tangan. Jadi pemerintah tidak hanya beri fasilitas bagi penyandang disabilitas tapi juga melayani masyarakat khusus, pelayanan di sini yang masih kurang, mesti pro aktif, Kalau pemerintah pro aktif tidak akan terulang," tegas dia.

Seperti diberitakan,seorang pemuda yang sedang tertidur di atas bangku khusus penyandang cacat tak mau memberikan tempatnya kepada orang yang seharusnya duduk di situ. Pada saat itu dia dibangunkan oleh seorang anak yang sedang menuntun kedua orangtuanya yang tunanetra untuk duduk di bangku khusus tersebut.

Saat sampai di kursi prioritas tersebut, anak tersebut tidak bisa mendudukkan kedua orangtuanya lantaran pemuda tersebut justru malah meminta anak tersebut membawa kedua orangtuanya ke bangku yang berada di tengah gerbong. Usai 'mengusir' anak tersebut, pemuda itu dengan entengnya melanjutkan tidurnya dengan nyaman tanpa menghiraukan apa-apa.

Salah seorang pengguna KRL bernama Yosua Ongko Yuwono yang melihat kejadian tersebut pun mengambil gambar kejadian dan menyebarnya ke akun Facebooknya.

Foto ini heboh di media sosial Facebook. Banyak tanggapan beragam dari netizen.

"Kampret tuh orang" kicau Hidayat Bahri Ibrahim dalam komentarnya.

Akun Yosua Ongko Yuwono juga membalas komentar-komentar tersebut dengan "Mas Aliy Nugroho: monggo sebar luaskan.
*Kami butuh Bajindul & Richard utk standby di tiap2 KRL!" kicaunya.



sumber

2 comments:

  1. semoga bisa disosialisaikan lagi tempat duduk prioritas terutama terhadap ornag-orang baru

    ReplyDelete
  2. di kota besar itu yang rusak mental orangnya gan bukan fasilitasnya penunjangnya...
    semoga lebihbanyak di area publik yang mementingkan difable...

    ReplyDelete

semoga bermanfaat dan jangan lupa memberikan kritik saran dan pendapat anda :D