hidup dan kenyataan gak selalu sama dengan harapan kita

di suatu kehidupan kita membutukan pengorbanan...apa yang kita inginkan harus ditukar dengan suatu pengorbanan...
pikirkan dengan terbaik...karna jika kau salah dengan pilihanmu terahir penyesalan akan selalu datang menghantui mu...

Mendengarkan Al Quran online

Listen to Quran

Thursday, April 24, 2014

TUR TIMNAS U-19 KE TIMUR TENGAH


Evaluasi Tur Timur Tengah Timnas U-19

Oleh Football Fandom | Arena – 21 jam yang lalu


 

Antara/Regina Safri

Oleh Sirajudin Hasbi

“Kami melihat secara umum para pemain mengalami peningkatan kualitas. Dan ada beberapa pemain yang sangat berkembang di tur ini,” tutur Indra Sjafri.

Setelah menjalani ibadah umrah dan melakoni lima pertandingan timnas U-19 kembali ke Indonesia. Pemain diberi waktu libur dan beberapa pemain mulai menjalani ujian nasional susulan. Tur Timur Tengah bisa dibilang penting sebagai salah satu tahapan untuk menatap Piala Asia.


Rapor tur Timur Tengah
Pertandingan pertama melawan Oman pada tanggal 9 April 2014, timnas menyerah 1-2. Satu-satunya gol Garuda Jaya dicetak oleh Ilham Udin Armayn. Tetapi, Garuda Jaya berhasil membalas 2-1 di pertandingan kedua, dua hari berikutnya berkat dua gol yang dicetak oleh Fatchu Rochman dan Dimas Drajad.

Lawan kedua adalah Uni Emirat Arab. Di pertandingan pertama tanggal 14 April 2014, Garuda Jaya bisa menang 4-1. Ilham Udin Armaiyn membuka keran gol timnas yang disusul gol Evan Dimas, David Maulana, dan Dimas Drajad. Pada laga kedua dua hari kemudian kembali menang, kali ini dengan skor tipis 2-1 melalui gol yang dicetak oleh Muchlis Hadining dan Dimas Drajad.


Antara/Rosa Panggabean

Pertandingan terakhir di tur Timur Tengah pada 18 April berakhir imbang 2-2 dengan klub Al Shabab. Dua gol timnas dilesakan oleh Dimas Drajad dan Zulfiandi. Dalam pertandingan ini lawan memainkan permainan keras seperti ketika pertandingan kedua melawan UEA.

Menghadapi lawan yang bermain kasar, timnas U-19 tidak terpancing. Bahkan bisa memanfaatkan situasi hingga dua pemain UEA dikeluarkan. Sayangnya, fokus dan konsentrasi pemain kemudian menjadi terbelah. Tidak bisa fokus untuk menguasai permainan dan memanfaatkan kelebihan pemain sehingga “hanya” menang 2-1 melawan sembilan orang. Secara kontrol emosi, pemain sudah mampu melakukannya dengan baik tetapi untuk tetap menjaga konsentrasi agar patuh pada instruksi strategi pelatih itu yang masih perlu dipelajari oleh pemain. Komentar senada juga diberikan oleh sang pelatih sendiri.

“Permainan Rabu lalu, saat pertemuan kedua dengan UAE, terus terang saya kurang puas. Seharusnya tidak perlu dribbling, akibatnya body contact dan bola hilang. Harusnya main possesion dan kombinasi yang konstruktif dan efektif. Semakin lama jam terbang, mereka pasti akan semakin matang. Semua pemain usia muda begitu. Itulah perlunya jam terbang. Makin banyak main, makin bagus,” jelas Indra Sjafri.

Tiga kemenangan, satu kali hasil imbang, dan sekali kalah. Bukan rekor yang mengecewakan tetapi bukan juga bisa menjadikan kita semua cepat puas. Ini baru tahap persiapan, belum turnamen sesungguhnya. Timnas U-19 UEA juga tidak menurunkan pemain terbaiknya karena membela klubnya masing-masing. Tapi tetap saja ini perlu diapresiasi. Seperti yang dikatakan oleh Indra Sjafri bahwa timnas U-19 mengalami peningkatan memang betul. Permainan membaik dibanding pada saat tur nusantara.

Peningkatan kualitas permainan dan pemain
Tur Timur Tengah ini bisa digunakan untuk mengukur kekuatan dan mengetahui kelemahan ketika bermain di luar kandang. Mental bertanding pemain muda ini bisa terbentuk dengan melakoni laga di luar negeri sekaligus untuk adaptasi bermain di luar Indonesia. Saat Piala Asia mendatang bisa dipastikan timnas U-19 tidak akan memperoleh dukungan seperti di Piala AFF dan Pra Piala Asia U-19 tatkala kita menjadi tuan rumah. Atmosfir bertandingnya pasti berbeda. Dengan tur semacam ini tentu bisa membiasakan mental bermain timnas U-19 di negara orang.

Secara permainan, formasi 4-3-3 semakin mantap dengan mengalirkan bola pendek cepat. Tidak terlihat pula kualitas yang terlalu timpang antara “lapis pertama” dan “lapis kedua”. Siapapun yang diturunkan tidak terlihat perbedaan yang mencolok dalam hal kualitas teknik maupun permainan secara keseluruhan.


 

Antara/Regina Safri

Template serangan dari sisi kanan kemudian mengalirkan bola diagonal mendatar masih menjadi andalan utama. Ini bagus tetapi jika terus menerus digunakan akan mudah dibaca oleh calon lawan kita. Cara lain seperti dengan menggunakan umpan terobosan mematikan serta mencoba memainkan bola dari tengah perlu kerap dilatih agar Garuda muda ini punya alternatif serangan jika sektor kanan macet. Variasi dan berbagai alternatif perlu terus dikembangkan.

Terlihat pula dalam tur ini adalah perkembangan para pemain yang sebelumnya belum terlalu menonjol. Sebut saja nama Dimas Drajad misalnya. Pelapis Muchlis Hadining ini menjadi pencetak gol terbanyak dalam tur kali ini dengan mencetak empat gol. Hanya saat pertandingan pertama melawan Oman saja dia tidak mencetak gol. Insting mencetak golnya tinggi yang didukung penempatan posisi yang memudahkan kawan untuk memberinya umpan matang. Dia juga tak segan berduel fisik dengan bek lawan. Untuk hal yang satu ini dia lebih unggul dibanding Muchlis yang cenderung stylish. Melejitnya Dimas Drajad ini memperbanyak pilihan Indra Sjafri untuk target man.

Kemudian Paulo Sitanggang. Duetnya bersama Evan Dimas di lini tengah saat menghadapi UEA di pertemuan pertama menunjukan kualitasnya untuk mengontrol permainan. Keseimbangan lini tengah bisa terjadi karena kemampuannya untuk memotong serangan lawan, memulai serangan, serta melakukan aksi-aksi individu yang memukau.

Dua pemain lagi yang menonjol adalah Awan Setho Raharjo dan Ryuji Utomo Prabowo. Awan yang berposisi sebagai penjaga gawang ini menunjukan kelasnya dengan melakukan lima penyelamatan saat menang 4-1 atas UEA. Kemampuannya membaca serangan lawan dan mengatur pertahanan sudah meningkat. Cadangan Ravi Murdianto ini mulai memberikan bukti bahwa dia siap menggantikan Ravi sewaktu-waktu jika dibutuhkan dan akan memberikan rasa aman yang sama dengan ketika Ravi bermain.

Ryuji Utomo yang punya postur tinggi besar bisa menjadi pasangan yang sepadan untuk Hansamu Yama. Jika keduanya tampil bersama kita seakan punya dua menara di jantung pertahanan. Penampilan baiknya semakin memanaskan persaingan dengan Sahrul Kurniawan dan Hansamu dalam hal meyakinkan Indra untuk dua posisi bek tengah. Tentunya kompetisi yang sehat yang bisa memicu ketiganya untuk terus meningkatkan kemampuan.

Kelemahan antisipasi umpan lambung
Tapi, timnas U-19 bukan tanpa cela. Sejak Piala AFF hingga tur Timur Tengah ini masalah utama adalah antisipasi bola silang. Bola udara yang berawal dari umpan silang maupun hasil tendangan bebas kerap menjadi kelemahan kita. Timnas U-19 selalu kebobolan melalui bola crossing. Hal ini juga diakui sendiri oleh Indra Sjafri.

“Ada beberapa hal yang menjadi perhatian khusus tim pelatih. Salah satunya antisipasi bola crossing dan efektifitas bermain. Insya Allah di akhir tahap spesifik preparation Agustus mendatang, semua kelemahan sudah bisa kami minimalisir,” ujar Indra Sjafri mengenai kelemahan timnya.


 

Antara/Rosa Panggabean

Hingga pertandingan melawan Al Shabab timnas U-19 sudah melakoni 18 kali latih tanding. Saat tur nusantara, dari 13 pertandingan timnas berhasil meraih sembilan kemenangan dan empat kali hasil imbang tanpa sekalipun mengalami kekalahan. Semoga setiap pertandingan tersebut bisa menjadi tolak ukur untuk menganalisis kekuatan dan kelemahan. Terpenting jangan terlalu cepat puas dengan pencapaian ini karena lawan juga mempersiapkan diri dengan sangat baik. Vietnam misalnya yang menjadi lawan tangguh kita di Asia Tenggara menggelar tur ke Inggris kemudian dilanjutkan dengan tur Belgia.


SUMBER 

No comments:

Post a Comment

semoga bermanfaat dan jangan lupa memberikan kritik saran dan pendapat anda :D