hidup dan kenyataan gak selalu sama dengan harapan kita

di suatu kehidupan kita membutukan pengorbanan...apa yang kita inginkan harus ditukar dengan suatu pengorbanan...
pikirkan dengan terbaik...karna jika kau salah dengan pilihanmu terahir penyesalan akan selalu datang menghantui mu...

Mendengarkan Al Quran online

Listen to Quran

Thursday, July 17, 2014

MUDIK ADALAH RUTINITAS KEGIATAN LEBARAN DI INDONESIA

Mudik, Sarana Menjalin Silaturahmi
Oleh Plasadana | Plasadana – Sen, 30 Jun 2014

Plasadana - Rab, 9 Jul 2014
Menjelang hari raya Idul Fitri, mudik merupakan ritual tahunan yang paling dinanti, terutama bagi masyarakat yang tinggal di perantauan. Setelah beberapa lama terpisah dari orang tua, kerabat, sanak keluarga, dan sahabat, mereka pulang ke kampung halaman.

Meski terbilang berat di ongkos dan tenaga, karena harus mengeluarkan uang lebih dan menempuh jarak ratusan kilometer dengan menumpang mobil, kereta, bahkan sepeda motor, namun keceriaan terpancar begitu bertemu dengan sanak keluarga sampai di kampung halaman tercinta. Semangat bersilaturahmi itu menggugurkan kelelahan di sepanjang perjalanan.

Tentu bertatap muka dengan orang-orang terdekat lebih bermakna ketimbang sekadar mengirim pesan singkat lewat telepon seluler atau bercakap-cakap lewat media sosial lainnya. Sebab itulah, para perantau berusaha meluangkan waktu untuk mudik ke tanah kelahiran mereka.


Fenomena mudik bukan hanya terjadi di Indonesia, tetapi kerap dijumpai di berbagai negara lain, misalnya ketika menyambut perayaan Natal atau Thanksgiving Day. Hampir semua orang meluangkan waktu khusus untuk berkumpul dengan orang-orang terdekat. Di sini, mudik menjadi sarana untuk memperkuat ikatan kebatinan, memperkukuh silaturahmi.

Dalam tradisi Islam, mudik merupakan pelaksanaan perintah ajaran agama, yakni menjadikan Idul Fitri sebagai medium bermaaf-maafan setelah menjalani tobat dan meminta ampunan kepada Allah SWT. Di sini, Idul Fitri menjadi ajang untuk menjalin kasih sayang yang dimulai dengan meminta maaf kepada orang tua, sanak saudara, dan handai tolan.

Perintah itu tercermin dalam firman Allah di surat An-Nisa, yang artinya sebagai berikut: "Sembahlah Allah dan janganlah kamu persekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu Sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri." (Q, 4: 36).

Di sisi lain, kepulangan beberapa pemudik ke daerah asal mereka juga ternyata membawa dampak ekonomi yang luar biasa, khususnya berkenaan dengan dampak pemerataan ekonomi ke daerah-daerah.

Misalnya, memberi santunan kepada anak-anak atau keluarga kurang mampu, membantu pembangunan desa, atau sekadar membagikan buah tangan yang dibawa pulang dari kota. Ada pula yang menghabiskan waktu senggang untuk berwisata bersama keluarga tercinta.

Tanpa disadari kegiatan mudik menjadi blessing under disguise, hal yang tampaknya tidak menguntungkan, tapi ternyata memberikan rahmat tersendiri bagi masyarakat.

Itulah esensi mudik di hari raya Idul Fitri. Selain menjadi sarana untuk menjalin kembali ikatan silaturahmi yang terputus, pulang ke kampung halaman juga bisa menjadi kesempatan terbaik untuk saling berbagi rezeki dan kebahagiaan.

Fachrurozi Majid, Mahasiswa S2 Filsafat di STF Driyarkara dan alumni Pondok Pesantren Daar el-Qolam, Banten.


Bahaya Mudik dengan Sepeda Motor



Pulang kampung telah menjadi tradisi bagi sebagian masyarakat dalam merayakan Idul Fitri. Namun dalam beberapa tahun terakhir, mereka tidak hanya memilih transportasi umum atau mobil pribadi sebagai kendaraan mudik. Banyak juga yang memutuskan mengendarai sepeda motor. Bahkan satu motor bisa ditumpangi dua orang dewasa, dua anak-anak, serta tas atau kardus perbekalan. Meski Kepolisian kerap melarang dengan alasan keamanan, masih banyak yang tidak acuh.
Larangan Kepolisian akan mudik dengan sepeda motor sesungguhnya hanya untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Itu pula yang dungkapkan Rahmat Suprianto, mekanik Bengkel Dunia Motor di Jalan Wolter Monginsidi, Tendean, Jakarta selatan. Menurut Rahmat, menggunakan sepeda motor untuk jarak tempuh jauh bisa menimbulkan pelbagai masalah.
"Seluruh komponen pada motor sangat penting bagi kelangsungan perjalanan mudik," kata Rahmat ke Plasadana.com untuk Yahoo Indonesia, Kamis, 10 Juli 2014. Satu saja komponen rusak kala berkendara, bahaya pun akan datang. "Seperti mesin mudah panas, bocor ban, rusak rem, kering oli, dan putus rantai."
Besarnya kemungkinan terjadi bahaya kala mudik dengan motor terjadi karena si pengendara terkadang lalai memeriksakan kendaraannya. Tak jarang mereka enggan memperbaiki komponen yang sudah tidak layak guna.
Misalnya oli yang sudah harus diganti namun tidak dihiraukan. Begitu juga dengan busi dan lampu depan atau belakang. "Lupa mengganti aki pun bisa berpengaruh pada bunyi klakson yang nantinya membahayakan penumpang," kata dia.
Terkadang, pemudik sepeda motor juga memaksakan diri menempuh perjalanan jauh. Seperti terus melaju meski badan telah lelah atau mengantuk. Padahal rasa kantuk bisa menghilangkan konsentrasi berkendara hingga motor oleng. "Kalau sudah begitu, kemungkinan penumpang terjatuh atau tertabrak kendaraan lain," ujarnya.
Pemudik motor, Rahmat melanjutkan, harus beristirahat sesering mungkin. Malah lebih sering ketimbang pengendara mobil. Jika jarak tempuh mencapai seratus hingga dua ratus kilo meter, rehat tidak Cuma bagus bagi tubuh pengemudi. Juga untuk mesin motor yang ditunggangi. "Kalau mesin panas, bisa saja mendadak rusak."
Jika ingin mendinginkan mesin motor, ia menyarankan harus satu jam atau lebih. Motor pun hanya boleh mengangkut beban dua orang dewasa. Tidak boleh lebih. "Jika lebih dari itu pun dapat memberikan banyak masalah saat mengendarai motor."


sumber 
sumber 1 

3 comments:

semoga bermanfaat dan jangan lupa memberikan kritik saran dan pendapat anda :D