hidup dan kenyataan gak selalu sama dengan harapan kita

di suatu kehidupan kita membutukan pengorbanan...apa yang kita inginkan harus ditukar dengan suatu pengorbanan...
pikirkan dengan terbaik...karna jika kau salah dengan pilihanmu terahir penyesalan akan selalu datang menghantui mu...

Mendengarkan Al Quran online

Listen to Quran

Saturday, May 17, 2014

Cara Orang Tua Jepang Menjaga Anak Kecil-nya



Today 07:06

PENDAHULUAN


Mendengar dan membaca berita di tanah air tentang kasus kekerasan pada anak dari orang dewasa maupun anak-anak lain, pelecehan seksual mulai dari kasus JIS, Emon dll, membuat kita berpikir dimana tempat yang aman buat anak kita. Di rumah, di sekolah apalagi di tempat bermain selalu ada bahaya yang mengancam mereka.



Semakin lama hal tersebut dibiarkan maka bisa jadi akan membuat kita sebagai orang tua menjadi paranoid tentang keselamatan mereka. Homeschooling yang dulu sempat diperdebatkan kemudian seolah menjadi jalan alternatif mencari rasa aman tersebut. Mungkin bisa jadi solusi jika orientasi kita hanya sebatas peningkatan IQ, tetapi bagaimana dengan EQ dan SQ mereka jika tidak diberi kesempatan bergaul dengan dunia luar.
 IQ EQ SQ:

Mungkin campur tangan pemerintah dan masyarakat harus lebih diperbesar lagi, tidak hanya dengan cara mengubah kurikulum yang kadang malah membingungkan tetapi dengan terobosan lain. Lalu bagaimana dengan jepang?

@bold & underlined =


KEBIJAKAN SEKOLAH & PEMERINTAH JEPANG DALAM MEMPERHATIKAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN ANAK

Quote:
"Kebetulan anak saya sedang menikmati sekolahnya yang menyenangkan di sebuah SD di Utsunomiya shi". - Pak Sunardi Al Banyumasi, Sebagai Contoh SD di Utsunomiya Shi, Para orang tua mendapatkan beberapa informasi sekolah yang bisa mereka ketahui dari beberapa brosur, buku dan pamflet yang diberikan di kotak pos. Semua anak usia sekolah dan pra sekolah mendapat tunjangan anak (kodomo teate) yang besarnya tergantung dari kemampuan pemerintah kota yang ditempati (di Utsunomiya usia pra SD sebesar 15.000 yen/bulan dan usia SD sebesar 10.000 yen),

Spoiler for Kodomo Teate:

Maka beberapa kebijakan sekolah dan pemerintah juga sangat memperhatikan keamanan dan keselamatan anak, antara lain :
(Shift + X Untuk Membuka Semua Spoiler)





Spoiler for 1.:
1. Anak usia di bawah 9 tahun tidak boleh ditinggal di rumah sendirian, kalau ketahuan bisa jadi berurusan dengan pihak kepolisian karena hal tersebut membahayakan keselamatan anak.




Spoiler for 2.:
2. Setiap anak baru masuk SD kelas satu maka di tas mereka akan dilengkapi cover bergambar seorang anak bersama seorang dewasa. Gambar tersebut diartikan anak tersebut memerlukan pertolongan orang lain sehingga orang yang melihat WAJIB menolong jika ada sesuatu terjadi pada anak tersebut, misalnya bahaya atau bahkan sekedar menyeberang jalan. Anak sekolah dengan atribut seperti itu tidak boleh berjalan atau bepergian sendirian. Pernah suatu waktu kami terlambat menjemput anak di sekolahnya ternyata senseinya yang mengantarkan dia sampai di jalan bertemu dengan kami.




Spoiler for 3.:
3. Proses berangkat dan pulang sekolah selalu dalam kelompok-kelompok kecil sesuai dengan tempat tinggalnya, satu kelompok memiliki satu orang ketua yang biasanya paling senior (Hancho). Setiap kelompok mempunyai tempat berkumpul tertentu dan dari pool tersebut mereka berangkat bersama dibawah komando sang Hancho tersebut.




Spoiler for 4.:
4. Untuk proses pulang kadang berbeda kelompok karena antara kelas 1 sampai kelas 6 kadang mempunyai jadwal pulang yang berbeda. Jika tidak bersama dengan kelompok berangkat maka orang tua WAJIB menjemput ke sekolahya. Beberapa siswa dibuat kelompok pulang dengan teman yang selevel terutama kelas satu dan orang tua yang bersangkutan diberi jadwal menjemput sampai sekolahnya, dan orang tua yang lain bisa menunggu ditempat-tempat tertentu. Kadang kalau salah satu orang tua tidak menjemput maka yang lain akan mengantarkan sampai ke rumah/apato yang bersangkutan. Pihak sekolah tidak akan mengijinkan orang lain menjemput tanpa tanda khusus yang meyakinkan sekolah bahwa yang bersangkutan berhak menjemput.




Spoiler for 5.:
5. Semua tas anak dilengkapi dengan “Emergency alarm” atau alarm tanda bahaya. Anak-anak akan diberi tahu pihak sekolah tentang penggunaan alarm tersebut dan bahkan diberi simulasi dan pelatihan bahaya apa saja yang bisa mengancam mereka sehingga mereka harus membunyikan alarm tersebut, misalnya penculikan, kecelakaan dll. Tidak hanya anak yang diberi pengetahuan tentang larm itu, orang dewasa pun baik itu orang tua maupun masyarakat juga diberi penjelasan tentang kewajiban mereka menolong jika ada anak yang membunyikan alarm bahaya, jadi keselamatan anak adalah tanggung jawab semua orang.




Spoiler for 6.:
6. Pemerintah Jepang juga meminta kesediaan beberapa rumah, toko, tempat praktek dokter dan lain-lain sebagai tempat meminta pertolongan jika ada sesuatu mengancam keselamatan anak. Rumah-rumah atau toko yang bersedia menjadi relawan dan siap menolong tersebut biasanya di beri stiker dengan gambar yang sama dengan stiker yang menempel di tas anak kelas satu (gambar di atas), yaitu gambar anak yang sedang dibantu orang dewasa. Dari pihak sekolah juga member tahu anak tentang tempat-tempat yang siap menolong mereka ketika mereka dalam keadaan bahaya, sehingga mereka paham kemana mereka minta pertolongan.





Spoiler for 7.:
7. Setiap awal tahun ajaran ketika berganti wali kelas, maka wali kelas tersebut akan mendatangi rumah siswa satu persatu, berkenalan dan berkomunikasi dengan orang tuanya secara langsung, mungkin hal ini tidak pernah terjadi di Indonesia meskipun mudah dilakukan.




Spoiler for 8.:
8. Layanan komunikasi juga mendukung terjaganya keselamatan anak. Sistem telepon paket keluarga seolah wajib dipunyai oleh orang tua. Dalam paket ini anak diberi HP yang harus selalu mereka bawa kemanapun pergi yang juga dilengkapi dengan alarm tanda bahaya seperti yang menempel di tas sekolah mereka. HP ini hanya bisa digunakan untuk menelpon dan menerima telpon dari orang tuanya. Bahkan jika HP ini mati atau tidak aktif, pihak operator akan memperi informasi tentang hal itu dan mungkin tujuannya agar orang tua mengecek keberadaan anak. HP khusus anak tersebut bebas pulsa dan gratis selamanya, hanya perlu beli pertama kali dengan harga yang relative sangat murah.



Quote:
Mungkin itu beberapa hal yang BERBEDA dari cara menjaga anak di Jepang dan Indonesia, dan terbukti angka kekerasan dan mungkin lebih spesifik kekerasan pada anak di Jepang sangat kecil. Hal yang bertolak belakang terjadi di Indonesia, semakin hari semakin mengerikan dan benar-benar membuat paranoid kita sebagai orang tua. Dalam beberapa hal, tidak ada salahnya kita mengambil metode-metode yang baik tersbut meskipun itu dari sebuah negara yang penduduknya mayoritas tidak beragama dan bahkan di sekolah tidak mengajarkan pendidikan agama.
Quote:
Sekilas membanding dengan Jepang, meski mungkin tidak secara detail saya ketahui, tetapi minimal apa yang dapat terlihat menunjukkan banyak perbedaan yang mungkin sebagian bisa kita adopsi dan aplikasikan di tanah air. Saya yakin bukan hanya karena di Jepang tingkat natalitas atau kelahiran yang sangat rendah sehingga jumlah anak kecil sangat sedikit sehingga mereka sangat protektif terhadap keberadaan anak, karena bagi orang Jepang semua nyawa adalah sangat berharga, tidak hanya manusia….Bahkan ketika akan makan, doa orang Jepang adalah dengan mengucap (頂きます) Itadakimasu, yang kadang diartikan mari kita makan, padahal kata orang Jepang itu artinya “terima kasih telah memberikan kehidupanmu untuk kami…sebuah ucapan terima kasih kepada yang kita makan, tumbuhan dan hewan…


Quote:+JAPANESE SCHOOL LIFE
Quote:Quote:
Spoiler for 1 - 6:











Quote:
Spoiler for 7-12:











Quote:
Spoiler for 13 - 18:






Quote:
Spoiler for 19 - 24:











Quote:
Spoiler for 25 - 30:












SUMBER

No comments:

Post a Comment

semoga bermanfaat dan jangan lupa memberikan kritik saran dan pendapat anda :D