hidup dan kenyataan gak selalu sama dengan harapan kita

di suatu kehidupan kita membutukan pengorbanan...apa yang kita inginkan harus ditukar dengan suatu pengorbanan...
pikirkan dengan terbaik...karna jika kau salah dengan pilihanmu terahir penyesalan akan selalu datang menghantui mu...

Mendengarkan Al Quran online

Listen to Quran

Tuesday, May 20, 2014

Rumah jawa joglo

Senin, 29 April 2013


Rumah Tradisional Jawa


Rumah merupakan kebutuhan pokok manusia setelah pangan dan sandang. didalam perkembangannya rumah tidak hanya merupakan sarana untuk berteduh dari hujan dan teriknya matahari, yang berarti hanya sekedar memenuhi fungsi teknis, namung sudah berkembang dengan mempertimbangkan fungsi estetis dan filosofis. dengan demikian pemghuni rumah akan merasakan aman,dan terpenuhi rasa seni dan kebutuhan spiritualnya. pengaruh lebih lanjut akan perkembangan fungsi rumah tinggal tersebut akan melahirkan bentuk arsitektur rumah jawa dari yang paling sederhana yakni bentuk Panggang Pe, Kampung, Limasan dan Joglo.
 
Salah satu rumah yang cukup tua dan masuk dalam Bangunan Cagar Budaya terletak di Pakemtegal, Desa Pakem Binangun, Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman, yang dibangun oleh seorang lurah bernama Gunodihardjo sekitar tahun 1860 M. Tata ruang rumah ini cukup lengkap dari kuncungan, serambi, pendhapa, pringgitan, , dalem ageng, gandhok, gadri, pawon, pekiwen, dan gedhongan. rumah ini berbahan utama kayu nangka dan kayu glugu (pohon kelapa). bagi orang pedesaan bahan bangunan kayu nangka lebih dibanggakan disamping kayu nangka bertekstur indah, jumlah pohon nangka terbatas karena tidak ada hutan nangka.
sumber Ir. yuwono sri suwito, M.M.

Kuncung
adalah bangunan terdepan dari rumah tradisional jawa. Lantai kuncung lebih rendah dari lantai Pendhapa berfungsi sebagai tempat pemberhentian kendaraan tamu atau pemilik rumah, sedangkan lantai kuncung yang sebidang dengan lantai pendhapa berfungsi sebagai tmepat bersantai pemilik rumah dan tamu, serta berfungsi sebagai tempat pertunjukan yang dapat dinikmati masyarakat yang hadir di halaman rumah.

Pendhapa
adalah bangunan terbuka, terletak dibelakang kuncung dan serambi depan yang berfungsi sebagai tempat ruang tamu atau tempat penyelenggaraan upacara adat sehingga merupakan ruang publik yang bersifat provan. pendhapa berasal dari kata dasar pa-andhap-an. Andhap berarti rendhah dari lantai Dalem Ageng. bentuk dan arsitektur mencerminkan status sosial pemilik rumah. pendhapa berbentuk joglo dengan tumpang sari banyak dan disertai ragam hiasan, maka pemilik rumah merupakan orang dengan status sosial yang tinggi. sedangkan bagi orang kebanyakan bentuk pendhapa basanya limasan.

Pringgitan
adalah ruangan diantara pendhapa dan dalem ageng yang berfungsi sebagai tempat pementasan wayang kulit. pringgitan berasal dari kata rinngit yang berarti wayang. karena letak pringgitan berada diantara pendhapa yang bersifat profan dan dalem ageng yang bersifat sakral/privat, maka pringgitan bersifat semi publik atau semi privat. pertunjukan wayang kulit dapat dinikmati dari pendhapa bagi tamu dan masyarakat umum, sedang bagi keluwarga dan saudara menikmati pertunjukan dari Dalem Ageng atau belakang kelir/layar   

http://farm9.static.flickr.com/8530/8512778543_f84e4fef43.jpg

Senthong Tengah
adalah kamar berjumlah tiga buah di dalem ageng tepatnya dibawah atap pananggap. senthong tengah berada diantara dua saka guru sisi belakang dalem ageng yang mempunyai kedudukan khusus dan paling di sakralkan. bagi masyarakat pedesaan, ruangan ini khusus bagi dewi sri/dewi kesuburan dan kebahagiaan rumah tangga. saat musim panen padi, seuntai padi yang dipotong pertama kali dibalut kain batik dan ditempatkan di senthong tengah sebagai persembahan kepada dewi sri sehingga senthong tengah disebut Pasren yang berarti tempat untuk dewi Sri.



http://assets.kompas.com/data/photo/2013/08/13/1616347cagar-budaya780x390.jpg

Senthong Tengen
merupakan senthong (kamar) yang berada di sebelah kanan senthong tengah. senthong tengen ini berfungsi sebagai tempat tidur bagi bapak ibu kepala rumah tangga atau pemilik rumah.

http://farm8.static.flickr.com/7080/7119178299_14e0d6a658.jpg

Senthong Kiwa
berada disebelah kiri senthong tengah, berfungsi sebagai tempat menyimpan senjata atau alat2 pertanian pemilik rumah, namun adakalanya senthong kiwa juga digunakan sebagai tempat menyimpan bahan-bahan kebutuhan pokok keluwarga,spertti padi, palawija dsb.


 Gandhok
adalah bangunan memanjang, terletak di sebelah kanan dan kiri dalem ageng yang dipisahkan dengan halaman terbuka.  untuk menghubungkan halaman tersebut dengan halaman rumah bagian luar dibuat dinding pasangan bata berpintu yang disebut deketheng. bentuk atap gandhok pada umumnya kampung atau limasan dengan variannya. fungsi gandhok sebagai ruang tinggal keluarga/kerabat, serta menginap tamu. gandhok tengen berfungsi sebagai ruang tidur wanita, sedang gandhok kiwa berfungsi swbagai ruang tidur pria.



Gadri
merupakan ruangan dibelakang dalem ageng menghadap kebelakang atau kearah pawon. karena atap gadri ini menyatu dengan atap dalem ageng dan merupakan susunan atap ketiga setelah Brunjung, dan penanggap yang disebut emper, maka gadri ini juga disebut emper mburi ( emper belakang). sisi depan gadri tidak berdinding dan tidak berpintu. fungsi gadri untuk tempat bersantai bagi keluarga sekaligus sebagai ruang makan letaknya dekat dengan pawon (dapur)


Longkangan
adalah sebuah jalan yang memisahkan antara pendhapa dan pringgitan. longkangan berfungsi sebagai tempat pemberhentian kendaraan bagi pemilik rumah atau keluarga, yang disebut juga  dengan paretan, berarti tempat pemberhentian kereta. dalam perkembanganyya halaman terbuka antara gandhok dengan dalem ageng juga disebut longkangan, namun tidak berfungsi sebagai tempat pemberhentian kendaraan.



Pawon
pawon atau dapur letaknya ada di dibelakang dalem ageng berhadapan dengan gadri yang dipisahkan dengan halaman terbuka. pawon berasal dari kata dasar awu (abu) karena zaman dulu memasak menggunakan bahan bakar kayu,apabila kayu habis terbakar menyisakan abu (abu). selain untuk memasak pawon juga untuk menyimpan peralatan dapur bahkan kadang juga untuk menyimpan bahan dasar makanan.

Pekiwan
adalah kamar mandi dan toilet, letaknya dibuat terpisah dengan bangunan induk yaitu disebelah kiri dapur.  kata dasar pekiwan adalah kiwa yang berarti kiwa. pada zaman dulu kamar mandi dan toilet dianggap tempat kotor dan berbau, sehingga harus dijauhkan dari bangunan induk. didalam pekiwan ini juga terdapat  sumur sebagai sumber air untuk mandi,cuci, dan masak.




Gedhongan
adalah kandang kuda dengan konstruksi kayu, beratap dan berlantai kayu yang tidak sebidang dengan muka tanah (panggung). kuda bagi pemiliknya merupakan binatang gegedhug (binatang yang diandalkan oleh pemiliknya) karena sifatnya yang multifungsi, sehingga dari kata gegedhug ini kandang kuda disebut dengan gedhongan. Adapula yang berpendapat bahwa kata gedhongan ini diambil dari suara yang ditimbulkan beradunya tracak (kuku kaki kuda) dengan lantai gedhongan yang berupa papan.

No comments:

Post a Comment

semoga bermanfaat dan jangan lupa memberikan kritik saran dan pendapat anda :D